Psikologi Secara etimologi, psikologi berasal dari kata Yunani ”psyche” yang artinya jiwa dan logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara harfiah psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau mental. Namun psikologi tidak mempelajari jiwa atau mental secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa atau mental tersebut yakni berupa tingkah laku proses atau kegiatanya, sehingga kemudian dapat diartikan bahwa psikologi adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mental.
AlkulturasiI
psikologis merupakan stesor yang menantang induvidu yang mampu menurunkan
status kesehatan mental induvidu. Pada model alkulturasi stress, strategi
integrasi dalam mengantisipasi memunculkan dengan kesehatan mental induvidu
yang optimal, sebaliknya strategi marjinalisasi menurunkan kualitas kesehatan
mental (Giddens,1998)
jadi secara garis
besar dapat disimpulkan alkulturasi psikologi merupakan proses sosial yang
terjadi di suatu lingkungan masyarakat yang timbul dari suatu kelompok yang
berupa perilaku tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu perilaku asing yang
lambat laun nantinya diterima dan diolah ke dalam perilakunya sendiri
tanpa menyebabkan hilangnya unsur perilaku sendiri.
Contoh kasus
Akulturasi Psikologiekarang sedang musim batik khas indonesia yang dikolaborasikan dengan corak baju bola dunia yang nantinya menjadi Batik MU, Batik LIVERPOOL,Batik ARSENAL, Batik Ac milan, Batik Barcelona, Batik Real madrid .
Contoh lainnya yaitu :
Mahasiswa asal
Malaysia adalah contoh dari kasus memasuki suatu lingkungan budaya baru. Mereka
meninggalkan negara asalnya untuk suatu tujuan, yakni menuntut pendidikan di
Universitas Sumatera Utara. Dengan latar belakang budaya yang sudah melekat
pada diri mereka, termasuk tata cara komunikasi yang telah terekam secara baik
di saraf individu dan tak terpisahkan dari pribadi individu tersebut, kemudian
diharuskan memasuki suatu lingkungan baru dengan variasi latar belakang budaya
yang tentunya jauh berbeda membuat mereka menjadi orang asing di lingkungan itu.
Dalam
kondisi seperti ini, maka akan terjadi culture shock. Meskipun Indonesia dan
Malaysia berada dalam satu rumpun, tetapi perlu dipahami bahwa
perbedaan-perbedaan budaya itu pasti ada. Hal ini dapat dilihat dari seringnya
konflik yang terjadi di antara kedua negara. Kondisi ini membuktikan bahwa
kesatuan itu seutuhnya belum ada. Peneliti juga mengamati kondisi mahasiswa
Malaysia di Fakultas Kedokteran USU, khususnya yang masih tampak berkelompok.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan, mengapa hal ini terjadi?
Apakah untuk
menanggulangi keterkejutan budaya yang mereka alami? Perbedaan antara budaya
yang dikenal individu dengan budaya asing dapat menyebabkan individu sulit
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, demikian halnya dengan mahasiswa
asal Malaysia ini. Bagaimana fenomena yang akan mereka alami ketika keluar dari
suatu budaya ke budaya lain sebagai reaksi ketika berpindah dan hidup dengan
orang-orang yang berbeda dengan mereka serta bagaimana upaya yang mereka
lakukan untuk mengatasi culture shock yang dirasakan menuju suatu adaptasi yang
baik dan komunikasi antarbudaya yang efektif.
Banyak hal
yang dapat mempengaruhi proses penyesuaian diri, seperti
variabel-variabel komunikasi dalam akulturasi, yakni faktor personal
(intrapersona), seperti karakteristik personal, motivasi individu, persepsi
individu, pengetahuan individu dan pengalaman sebelumnya, selain itu juga
dipengaruhi oleh keterampilan (kecakapan) komunikasi individu dalam komunikasi
sosial (antarpersonal) serta suasana lingkungan komunikasi budaya baru tersebut
(Mulyana dan Rakhmat, 2005: 141-144).
sumber :
http://tegartia.wordpress.com/2009/12/14/psikologi-secara-umum/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar