Rabu, 14 Maret 2012
Negeri 5 Menara Cerminan film yang Memiliki Kesehatan Mental
Film Negeri 5 Menara merupakan film yang asalnya dari buku yang berjudul sama yaitu Negeri 5 menara yang merupakan novel pertama karya Ahmad Faudi ditebitkan oleh Gramedia pada tahun 2009 .
Film Negeri 5 Menara berfokus pada sekelompok santri yang membentuk pertemanan dengan nama Sahibul Menara. Mereka adalah Alif, Baso, Atang, Said, Raja dan Dulmajid. Nama Sahibul Menara merujuk pada kebiasaan mereka yang suka beristirahat siang di bawah menara yang menjulang di pesantren itu.Uniknya, setelah bertemu, ternyata apa yang mereka bayangkan ketika menunggu Azhan Maghrib di bawah menara masjid benar-benar terjadi. Kekaguman pada menara yang "tampak menyentuh langit" itu juga mengilhami mereka untuk melahirkan kesepakatan. Kelak, kalau berhasil mengunjungi negara impian masing-masing, mereka akan bertukar foto menara dari negera tersebut.
Tokoh-tokoh dalam film Negeri 5 Menara :
Faudi alias Alif : .Anak ymg tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau ,Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya belajar di pondok.
Raja : Teman Alif dari Medan. Ia adalah anggota English Club dan seorang orator yang hebat.
Said : Dari Surabaya. Ia sangat terobsesi dengan bodybuilding dan mengidolakan Arnold Schwarznegger.
Dulmajid : Dari Sumenep, Madura. Seorang pemain bulutangkis, rekan latih tanding Ustad Torik.
Atang : Dari Bandung. Seorang yang mencintai seni dan teater.
Baso : Dari Gowa, Sulawesi. Terkenal karena memori fotografis dan Bahasa Arab yang fasih. Ia meninggalkan Pondok Madani saat kelas lima untuk menjaga neneknya dan berusaha menghafal Al-Qur`an di kampung halamannya.
Alasan saya memilih film Negeri 5 Menara menjadi film yang memiliki kriteria kesehtan mental yang baik karena contohnya saja Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau Belajar di pesantren bagi Fuadi ternyata memberikan warna tersendiri bagi dirinya. Ia yang tadinya beranggapan bahwa pesantren adalah konservatif, kuno, ”kampungan” ternyata adalah salah besar. Di pesantren ternyata benar-benar menjujung disiplin yang tinggi, sehingga mencetak para santri yang bertanggung jawab dan komitmen. Di pesantren mental para santri itu ”dibakar” oleh para ustadz agar tidak gampang menyerah. Setiap hari, sebelum masuk kelas, selalu didengungkan kata-kata mantera ”Manjadda Wajadda” jika bersungguh-sungguh akan berhasil.
”Siapa mengira jika Fuadi yang anak kampung kini sudah berhasil meraih impiannya untuk bersekolah dan bekerja di Amerika Serikat? Untuk itu, jangan berhenti untuk bermimpi,”Dalam film ini tidak ada tokoh yang paling menonjol bandingkan tokoh lainya semua tokoh memiliki keunikan serta keahlian masing-masing dalam mencapai segala impianya dari hanya sekedar bahan obrolan dan candaan dibawah menara dengan kemapuan dan kemauan keras yang mereka miliki semuanya bisa terwujud menjadi sebuah kenyataan.Sungguh banyak makna dan hikmah yang bisa kita ambil dari film Negeri 5 Menara .
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar