Kamis, 04 Oktober 2012

Pengertian dan Tujuan dari Psikologi lintas Budaya


Pengertian psikologi lintas budaya

Psikologi Lintas budaya menurut  para ilmuan
·         Psikologi Lintas Budaya Matsumoto, (2004) Dalam arti luas, psikologi lintas budaya terkait dengan pemahaman atas apakah kebenaran dan prinsip-prinsip psikologis bersifat universal (berlaku bagi semua orang di semua budaya) ataukah khas budaya (culture specific, berlaku bagi orang-orang tertentu di budaya-budaya tertentu)
·         Menurut Triandis, Malpass, dan Davidson (1972) psikologi lintas budaya mencakup kajian suatu pokok persoalan yang bersumber dari dua budaya atau lebih, dengan menggunakan metode pengukuran yang ekuivalen, untuk menentukan batas-batas yang dapat menjadi pijakan teori psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi universal.
·         Psikologi Lintas menurut Brislin, Lonner dan Thorndike, (dalam Berry dkk, 1997:2) adalah kajian empiris mengenai anggota beberapa kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku. Psikologi lintas budaya berkutat dengan kajian sistematis mengenai peilaku dan pengalaman, sebagaimana pengalaman itu terjadi dalam budaya berbeda yang dipengaruhi budaya yang bersangkutan (Berry dkk, 1997:2)Menurut Berry psikologi lintas budaya berkutat tentang kajian sistematis mengenai prilaku dan pengalaman , sebagaimana pengalaman itu terjadi dalam budaya berbeda yang dipengaruhi budaya yang bersangkutan.Secara umum Lintas budaya adalah pengertian akan keanekaragaman budaya    yang ada di dunia sekaligus dampak budaya tersebut terhadap kelangsungan masyarakat sekitar yang hidup dalam lingkup budaya tertentu. Psikologi lintas budaya mempelajari peran budaya terhadap perilaku, pikiran, dan emosi.

      fungsi dari lintas budaya sendiri  untuk merentangkan toleransi kita ketika berhadapan dengan anggota masyarakat dari budaya yang berbeda dengan kita sendiri.

      Ruang lingkup dari ilmu psikologi lintas budaya adalah :
      a. Pewarisan dan Perkembangan Budaya
b. Budaya dan Diri (Self)
c. Persepsi
d. Kognisi & Perkembangannya
e. Psikologi Perkembangan
f. Bahasa
g. Emosi
h. Psikologi Abnormal
i. Psikologi Sosial


Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Ilmu lain


Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Psikologi Sosial mempelajari tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan masyarakat sekitarnya. Psikologi lintas budaya juga sama mempelajari individu dengan masyarakat selain itu juga mempelajari individu dengan atar masyarakat yang berbeda.

 Ruang Lingkup Antropologi psikologi sama dengan pengakajian secara psikologi  lintas budaya (cross cultural) mengenai kepribadian dan sistem sosial budaya. Meliputi masalah-masalah sebagai berikut :
          A. Hubungan struktur sosial dan nilai-nilai budaya dengan pola pengasuhan anak pada umumnya.
  B. Hubungan antara struktur kepribadian rata dengan sistem peran (role system) dan     aspek proyeksi dari dari kebudayaan.  

 •        Hubungan psi lintas budaya dengan kepribadian 

    Hal paling menarik dari hubungan kepribadian dengan konteks lintas budaya adalah masalah locus of control. Sebuah konsep yang dibangun oleh Rotter (1966) yang menyatakan bahwa setiap orang berbeda dalam bagaimana dan seberapa besar kontrol diri mereka terhadap perilaku dan hubungan mereka dengan orang lain serta lingkungan. 
Locus of control kepribadian umumnya dibedakan menjadi dua berdasarkan arahnya, yaitu internal dan eksternal. Individu dengan locus of control eksternal melihat diri mereka sangat ditentukan oleh bagaimana lingkungan dan orang lain melihat mereka. Sedangkan locus of control internal melihat independency yang besar dalam kehidupan dimana hidupnya sangat ditentukan oleh dirinya sendiri.
    Sebagai contoh adalah penelitian perbandingan antara masyarakat Barat (Eropa-Amerika) dan masyarakat Timur (Asia). Orang-orang Barat cenderung melihat diri mereka dalam kaca mata personal individual sehingga seberapa besar prestasi yang mereka raih ditentukan oleh seberapa keras mereka bekerja dan seberapa tinggi tingkat kapasitas mereka. Sebaliknya, orang Asia yang locus of control kepribadiannya cenderung eksternal melihat keberhasilan mereka dipengaruhi oleh dukungan orang lain ataupun lingkungan.



•    Budaya dan Perkembangan Kepribadian
     Kepribadian manusia selalu berubah sepanjang hidupnya dalam arah-arah karakter yang lebih jelas dan matang. Perubahan-perubahan tersebut sangat dipengaruhi lingkungan dengan fungsi–fungsi bawaan sebagai dasarnya. Stern menyebutnya sebagai Rubber Band Hypothesis (Hipotesa Ban Karet). Seseorang diumpamakan sebagai ban karet dimana faktor-faktor genetik menentukan sampai mana ban karet tersebut dapat ditarik (direntangkan) dan faktor lingkungan menentukan sampai seberapa panjang ban karet tersebut akan ditarik atau direntangkan. Dari hipotesa di atas dapat disimpulkan bahwa budaya memberi pengaruh pada perkembangan kepribadian seseorang. Perubahan-perubahan yang terjadi pada seorang anak yang tinggal bersama orangtua ketika beranjak dewasa tentunya sangat berbeda dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada anak yang tinggal di panti asuhan.
Selain itu, perkembangan kepribadian seseorang dipengaruhi pula oleh semakin bertambahnya usia seseorang. Semakin bertambah tua seseorang, tampak semakin pasif, motivasi berprestasi dan kebutuhan otonomi semakin turun, dan locus of control dirinya semakin mengarah ke luar (eksternal).


Perbedaan Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Indigenous 

     Indigenous psychology dapat juga didefinisikan sebagai pandangan psikologi yang asli pribumi dan memiliki pemahaman mendasar pada fakta-fakta atau keterangan yang dihubungkan dengan konteks kebudayaan setempat indigenous Psychology merupakan suatu terobosan baru dalam dunia psikologi  yang mana merupakan suatu untuk memahami manusia berdasarkan konteks kultural/budaya. Indigenous psychology dapat juga didefinisikan sebagai pandangan psikologi yang asli pribumi dan memiliki pemahaman mendasar pada fakta-fakta atau keterangan yang dihubungkan dengan konteks kebudayaan setempat. Jadi perbedaan Psikologi lintas budaya dengan Psikologi Indigenous adalah Psikologi lintas budaya berfokus pada membicararakan isu, konsep dan metode yang dikembangkan oleh komunitas ilmiah di barat—kebanyakan Amerika Serikat dan Eropa Barat—dan yang dipelajari di timur—kebanyakan negara dunia. Sedangkan Psikologi Indigenous mencakup studi tentang isu dan konsep yang mencerminkan kebutuhan dan realitas dari budaya tertentu—dalam hal ini, tentu akan banyak upaya untuk memodifikasi instrumen guna memasukkan perspektif indigenus/setempat. Sebagai contoh kajian indigenous personality adalah penelitian yang dilakukan Doi (1973). Doi mengemukakan adanya Amae yang dikatakan sebagai inti konsep dari kepribadian orang-orang Jepang. Amae berakar pada kata ‘manis’, dan secara perlahan dirujukkan sebagai sifat pasif, ketergantungan antar individu. Dipaparkan pula bahwa Amae berakar pada hubungan antara bayi dengan ibunya. Menurut Doi, relationship seluruh orang Jepang dipengaruhi dan berkarakteristik  Amae, sebagaimana Amae ini secara mendasar mempengaruhi budaya dan kepribadian orang Jepang. Suatu konsep yang memandang kepribadian sebagai bagian tak terpisahkan dari konsep hubungan sosial.

Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Budaya

    Psikologi budaya adalah studi tentang cara tradisi budaya dan praktek sosial mengekspresikan, mentransformasikan dan mengubah psike manusia. Jadi perbedaan Psikologi lintas budaya dengan Psikologi budaya adalah Psikologi lintas budaya melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik sedangkan Psikologi budaya melihat bagaimana budaya dapat mentransformasikan dan mengubah psike seseorang.

Antropologi dengan Psikologi Lintas Budaya
     Sementara psikologi lintas-budaya dan antropologi sering tumpang tindih, baik disiplin cenderung memfokuskan pada aspek yang berbeda dari suatu budaya. Sebagai contoh, banyak masalah yang menarik bagi psikolog yang tidak ditangani oleh antropolog, yang memiliki masalah mereka sendiri secara tradisional, termasuk topik-topik seperti kekerabatan, distribusi tanah, dan ritual. Ketika antropolog melakukan berkonsentrasi pada bidang psikologi, mereka fokus pada kegiatan dimana data dapat dikumpulkan melalui pengamatan langsung, seperti usia anak-anak di sapih atau praktek pengasuhan anak. Namun, tidak ada tubuh yang signifikan data antropologi pada banyak pertanyaan yang lebih abstrak sering ditangani oleh psikolog, seperti konsepsi budaya intelijen.


    sumber :    http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_lintas_budaya
                      http://tiwipratiwi07.wordpress.com/2012/01/12/psikologi-lintas-budaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Home

Hello Kitty Kimono Dress