Pengertian psikologi lintas budaya
Psikologi Lintas budaya menurut para ilmuan
·
Psikologi Lintas Budaya Matsumoto, (2004)
Dalam arti luas, psikologi lintas budaya terkait dengan pemahaman atas apakah
kebenaran dan prinsip-prinsip psikologis bersifat universal (berlaku bagi semua
orang di semua budaya) ataukah khas budaya (culture specific, berlaku bagi
orang-orang tertentu di budaya-budaya tertentu)
·
Menurut Triandis, Malpass, dan Davidson
(1972) psikologi lintas budaya mencakup kajian suatu pokok persoalan yang
bersumber dari dua budaya atau lebih, dengan menggunakan metode pengukuran yang
ekuivalen, untuk menentukan batas-batas yang dapat menjadi pijakan teori
psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi
universal.
·
Psikologi Lintas menurut Brislin, Lonner dan
Thorndike, (dalam Berry dkk, 1997:2) adalah kajian empiris mengenai anggota
beberapa kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman, yang dapat
membawa ke arah perbedaan perilaku. Psikologi lintas budaya berkutat dengan kajian
sistematis mengenai peilaku dan pengalaman, sebagaimana pengalaman itu terjadi
dalam budaya berbeda yang dipengaruhi budaya yang bersangkutan (Berry dkk,
1997:2)Menurut Berry psikologi lintas budaya berkutat tentang kajian sistematis
mengenai prilaku dan pengalaman , sebagaimana pengalaman itu terjadi dalam
budaya berbeda yang dipengaruhi budaya yang bersangkutan.Secara umum Lintas budaya adalah pengertian akan
keanekaragaman budaya yang ada di
dunia sekaligus dampak budaya tersebut terhadap kelangsungan masyarakat sekitar
yang hidup dalam lingkup budaya tertentu. Psikologi lintas budaya
mempelajari peran budaya terhadap perilaku, pikiran, dan emosi.
fungsi
dari lintas budaya sendiri untuk merentangkan toleransi kita ketika
berhadapan dengan anggota masyarakat dari budaya yang berbeda dengan kita
sendiri.
Ruang
lingkup dari ilmu psikologi lintas budaya adalah :
a. Pewarisan dan Perkembangan Budaya
b. Budaya dan Diri (Self)
c. Persepsi
d. Kognisi & Perkembangannya
e. Psikologi Perkembangan
f. Bahasa
g. Emosi
h. Psikologi Abnormal
i. Psikologi Sosial
Hubungan
Psikologi Lintas Budaya dengan Ilmu lain
Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis
mempengaruhi perilaku manusia. Psikologi Sosial
mempelajari tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan masyarakat
sekitarnya. Psikologi lintas budaya juga sama mempelajari individu dengan
masyarakat selain itu juga mempelajari individu dengan atar masyarakat yang
berbeda.
Ruang Lingkup Antropologi psikologi sama
dengan pengakajian secara psikologi lintas budaya (cross cultural) mengenai
kepribadian dan sistem sosial budaya. Meliputi masalah-masalah sebagai berikut
:
A.
Hubungan struktur sosial dan nilai-nilai budaya dengan pola pengasuhan anak
pada umumnya.
B. Hubungan antara struktur kepribadian rata
dengan sistem peran (role system) dan aspek proyeksi dari dari kebudayaan.
• Hubungan
psi lintas budaya dengan kepribadian
Hal paling menarik dari hubungan kepribadian dengan konteks lintas budaya
adalah masalah locus of control. Sebuah konsep yang dibangun oleh Rotter (1966)
yang menyatakan bahwa setiap orang berbeda dalam bagaimana dan seberapa besar
kontrol diri mereka terhadap perilaku dan hubungan mereka dengan orang lain
serta lingkungan.
Locus of control kepribadian umumnya dibedakan menjadi dua berdasarkan arahnya,
yaitu internal dan eksternal. Individu dengan locus of control eksternal
melihat diri mereka sangat ditentukan oleh bagaimana lingkungan dan orang lain
melihat mereka. Sedangkan locus of control internal melihat independency yang
besar dalam kehidupan dimana hidupnya sangat ditentukan oleh dirinya sendiri.
Sebagai contoh adalah penelitian perbandingan antara
masyarakat Barat (Eropa-Amerika) dan masyarakat Timur (Asia). Orang-orang Barat
cenderung melihat diri mereka dalam kaca mata personal individual sehingga
seberapa besar prestasi yang mereka raih ditentukan oleh seberapa keras mereka
bekerja dan seberapa tinggi tingkat kapasitas mereka. Sebaliknya, orang Asia
yang locus of control kepribadiannya cenderung eksternal melihat keberhasilan
mereka dipengaruhi oleh dukungan orang lain ataupun lingkungan.
• Budaya dan Perkembangan Kepribadian
Kepribadian manusia selalu berubah sepanjang hidupnya dalam arah-arah karakter
yang lebih jelas dan matang. Perubahan-perubahan tersebut sangat dipengaruhi
lingkungan dengan fungsi–fungsi bawaan sebagai dasarnya. Stern menyebutnya
sebagai Rubber Band Hypothesis (Hipotesa Ban Karet). Seseorang diumpamakan
sebagai ban karet dimana faktor-faktor genetik menentukan sampai mana ban karet
tersebut dapat ditarik (direntangkan) dan faktor lingkungan menentukan sampai
seberapa panjang ban karet tersebut akan ditarik atau direntangkan. Dari
hipotesa di atas dapat disimpulkan bahwa budaya memberi pengaruh pada
perkembangan kepribadian seseorang. Perubahan-perubahan yang terjadi pada
seorang anak yang tinggal bersama orangtua ketika beranjak dewasa tentunya
sangat berbeda dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada anak yang tinggal
di panti asuhan.
Selain itu, perkembangan kepribadian seseorang dipengaruhi pula oleh semakin
bertambahnya usia seseorang. Semakin bertambah tua seseorang, tampak semakin
pasif, motivasi berprestasi dan kebutuhan otonomi semakin turun, dan locus of
control dirinya semakin mengarah ke luar (eksternal).
Psikologi budaya adalah studi tentang cara tradisi budaya dan praktek sosial mengekspresikan,
mentransformasikan dan mengubah psike manusia. Jadi perbedaan Psikologi
lintas budaya dengan Psikologi budaya adalah Psikologi lintas budaya melihat
persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai
budaya dan kelompok etnik sedangkan Psikologi budaya melihat bagaimana budaya
dapat mentransformasikan dan mengubah psike seseorang.
Antropologi dengan Psikologi Lintas Budaya
Sementara
psikologi lintas-budaya dan antropologi sering tumpang tindih, baik disiplin
cenderung memfokuskan pada aspek yang berbeda dari suatu budaya. Sebagai
contoh, banyak masalah yang menarik bagi psikolog yang tidak ditangani oleh
antropolog, yang memiliki masalah mereka sendiri secara tradisional, termasuk
topik-topik seperti kekerabatan, distribusi tanah, dan ritual. Ketika
antropolog melakukan berkonsentrasi pada bidang psikologi, mereka fokus pada
kegiatan dimana data dapat dikumpulkan melalui pengamatan langsung, seperti
usia anak-anak di sapih atau praktek pengasuhan anak. Namun, tidak ada tubuh
yang signifikan data antropologi pada banyak pertanyaan yang lebih abstrak
sering ditangani oleh psikolog, seperti konsepsi budaya intelijen.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_lintas_budaya
http://tiwipratiwi07.wordpress.com/2012/01/12/psikologi-lintas-budaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar